ABSTRAK
Suatu respon imun dapat terjadi karena adanya suatu antigen yang merupakan molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi dan sel T. Saat terdapat antigen masuk ke dalam tubuh maka sel B dan sel T akan mengenali antigen yang terikat pada reseptor membrane plasmanya yang biasa disebut dengan immunoglobulin. Suatu antigen dapat dikenali karena memiliki suatu daerah yang disebut epitop yang bersifat spesifik. Epitop akan bereaksi dengan daerah pada antibodi yang disebut dengan paratop yang bersifat hipervariabel. Pembentukan antibodi merupakan salah satu bentuk respon imun karena adanya antigen.
Di dalam tubuh terdapat sistem limfoid yang terdiri dari beberapa organ limfoid. Organ limfoid dibagi menjadi dua macam, yaitu organ limfoid primer dan organ limfoid sekunder. Untuk mengetahui respon imun terhadap antigen dilakukan percobaan dengan menyuntikkan suspense antigen E. coli terhadap tubuh tikus dan kemudian nantinya diisolasi organ limfoidnya untuk dihitung kadar limfositnya sehingga diketahui perbedaan respon imun di setiap perbedaan antigen yang disuntikkan.
Kata Kunci: antibody, antigen, E. coli, limfoid, limfosit.
BAB I
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Suatu respon imun dapat terjadi karena adanya suatu antigen yang merupakan molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi dan sel T (Roitt, 2003). Selain antigen terdapat immunogen yang juga merupakan molekul yang dapat menimbulkan adanya suatu respon imun, akan tetapi immunogen dan antigen berbeda. Immunogen merupakan senyawa yang menyebabkan terjadinya suatu respon imun sedangkan antigen merupakan target terjadinya suatu respon imun. Antigen dapat berupa immunogen, tetapi tidak antigen adalah immunogen. Contoh antigen adalah lipid dan asam nukleat (Campbell, dkk., 2003). Suatu antigen dapat dikenali karena memiliki suatu daerah yang disebut epitop yang bersifat spesifik. Epitop akan bereaksi dengan daerah pada antibodi yang disebut dengan paratop yang bersifat hipervariabel. Pembentukan antibodi merupakan salah satu bentuk respon imun karena adanya antigen (Wegrzyn, 2003).
Saat terdapat antigen masuk ke dalam tubuh maka sel B dan sel T akan mengenali antigen yang terikat pada reseptor membrane plasmanya yang biasa disebut dengan immunoglobulin. Perbedaan reseptor pada sel B dan sel T adalah pada kemampuannya memproduksi antibodi. Sel T reseptornya tidak dapat meproduksi antibodi sedangkan sel B dapat menghasilkan antibodi (Campbell, dkk., 2003). Respon imun dalam tubuh terdapat 2 macam, yaitu respon primer dan sekunder. Respon primer memerlukan waktu antara 10-17 hari sehingga sel efektor yang ada jumlahnya maksimum. Sel plasma adalah sel yang bertugas untuk memproduksi antibodi dan merupakan bentuk diferensiasi sel B yang membesar. Ketika suatu antigen yang sama masuk kembali ke dalam tubuh maka sistem imun telah siap merespon dalam waktu yang lebih singkat yaitu antara 2-7 hari (Roitt, 2003).
Sel-sel limfosit di dalam tubuh dihasilkan di sumsum tulang belakang. Perkembangan sel-sel limfosit tersebut terjadi di timus dan sumsum tulang belakang sendiri. Saat pematangan terjadi di sel timus maka sel yang akan terbentuk adalah sel T, sedangkan jika pematangan terjadi di dalam sumsum tulang belakang maka yang akan terbentuk adalah sel B (Campbell, dkk., 2003). Terdapat suatu kelainan yang terjadi ketika sel B dalam sumsum tulang belakang tidak dikenali dalam program apoptosis sehingga sel-sel limfosit menyerang sel-sel sumsum tulang belakang. Penyakit tersebut merupakan autoimmune yang disebut dengan multiple sclerosis (Roitt, 2003).
Ikatan yang terjadi oleh antigen dan antibodi terdiri dari ikatan elektrostatis, ikatan hydrogen, hidrofobik, dan gaya van der walls. Jarak antara antibody dan antigen akan berpengaruh terhadap kekuatan ikatannya, yaitu semakin dekat jaraknya maka akan semakin besar kekuatan ikatannya. Kekuatan tersebut disebut dengan afinitas yang dapat diukur dan bersifat reversible. Reaksi antigen dan antibodi tidak begitu spesifik karena satu antibodi dapat mengikat beberapa macam antigen dalam serum (Roitt, 2003).
Di dalam tubuh terdapat sistem limfoid yang terdiri dari beberapa organ limfoid. Organ limfoid dibagi menjadi dua macam, yaitu organ limfoid primer dan organ limfoid sekunder. Organ limfoid primer adalah organ yang berfungsi untuk memproduksi sel-sel limfosit yaitu timus dan sumsum tulang belakang. Pembentukan pluripoten sel darah terjadi dalam sumsum tulang belakang. Selain itu dalam sumsum tulang belakang terjadi pematang sel B. Timus merupakan organ yang berfungsi untuk mematangkan sel T dan menghasilkan self-antigene sehingga antigen dalam tubuh dapat dikenali dan tidak diserang oleh sistem imun sehingga terhindar dari adanya penyakit autoimun. Organ limfoid sekunder bertugas untuk mengontrol kualitas dari respon imun yang merupakan tempat pertama kalinya antigen diekspos. Organ-organ limfoid tersebut antara lain adalah kelenjar limfa, spleen, tonsil, dan peyer patches (Davis, 2010).
Tujuan
Praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk menginjeksi antigen dari E. coli pada mencit dan mengisolasi organnya sehingga diketahui respon imunnya terhadap antigen tersebut.
BAB II
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum imunologi dengan topik injeksi antigen (E. Coli) pada tikus/mencit dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 Oktober 2012 pukul 13.00 WIB di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya.
Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan dalam praktikum kali ini adalah suspensi E. coli, mencit/tikus, alcohol 70%, dan kapas. Peralatan yang diperlukan adalah seperangkat alat bedah, larutan PBS, tabung eppendorf dan polipropilen, micopippet, microtube, haemocytometer, cawan petri, dan spuit 1 ml.
Prosedur Kerja
Injeksi Antigen pada Mencit
Mencit
dipilih sesuai ketentuan
dipegang bagian tengkuk dengan ibu jari dan telunjuk kiri
ditahan tubuhnya dengan tangan kanan agar tidak bergerak
dibalik tubuhnya
Bagian ventral tubuh mencit
diusap dengan kapas beralkohol 70%
dicubit sedikit bagian perut
disuntik suspensi E. coli pada bagian intraperitoneal
dipelihara selama 2 minggu
dilakukan booster
Mencit Perlakuan
Isolasi Sel Limfosit
Mencit Perlakuan
diambil
dipegang bagian ventralnya
disemprot alkohol 70%
Bagian ventral tubuh mencit
digunting kea rah vertical
diisolasi limpa, nodus limfe, timus
Limpa, nodus limfe, timus
dicuci dengan NaCl fisiologis
diletakkan pada cawan berbeda dan berisi PBS serta diatasnya terdapat nylon milliopore
dipencet dengan pangkal spuit searah jarum jam
Homogenat
dipindah ke dalam tabung eppendorf 1,5 ml
disentrifugasi 3500rpm, 4ºC, 10 menit
diresuspensi pellet dan ditambah 500 µl PBS
diambil 5 µl
ditambah 5 µl vital dye
sel limfosit dihitung menggunakan haemocytometer
Jumlah Sel Limfosit
DAFTAR PUSTAKA
Burmester, G.R., Pezutto, A. 2003. Color Atlas Of Immunology. Thiemme. New York.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2003. Biology Fifth Edition. Benjamin Cummings. New York.
Roitt, I.M. 2003. Essential Immunology. Blackwell Science Limited. Oxford.
Wegrzyn, A.N. 2003. Future Approaches to Food Allergy. Pediatrics 2003;111;1672-1680. www.pediatrics.org. Diakses 29 September 2012.
Yahya, Harun. 2005. Rahasia Kekebalan Tubuh. http://admin.harunyahya.com/indo/buku/tubuh004.htm. Diakses 29 September 2012.
Senin, 21 Juli 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Popular Posts
-
Ikterus atau jaundice adalah perubahan warna jaringan menjadi kekuningan karena penimbunan bilirubin. Ikterus tampak ketika kadar bilir...
-
TUJUAN : Mengetahui bagaimana cara menghitung sel darahmerah (eritrosit) dengan metode manual /kamar hitung dan jumlah normal eritrosit pa...
-
TUJUAN : Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Pemeriksaan Hb secara Sahli DASAR TEORI : Hemoglobin adalah suatu zat warna (pigmen) dari but...
-
Sirsak (Latin: Anona muricata Linn ) adalah tanaman yang tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia. Sirsak berasal dari Amerika Sel...
-
Bahan Makanan Ukuran/Takaran Jumlah Kalori Nasi Putih 190 gr 237.81 Nasi mera h 180 gr 271.27 Nasi ketan 174 gr 168.50 Makaroni rebus...
-
ABSTRAK Suatu respon imun dapat terjadi karena adanya suatu antigen yang merupakan molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi dan sel T. ...
-
Saat suhu udara meningkat, secara intuitif orang ingin mendinginkan tubuhnya, salah satunya dengan mengonsumsi minuman din...
-
Oleh : Drh. Imbang Dwi Rahayu, MKes. Staf Pengajar Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang ...
-
Tahukan anda, effek dari merokok ini dapat menyebabkan berbagai penyakit serius. Rokok dapat membahayakan hampir setiap organ tubuh. Hal in...
-
Metabolisme - Cara Tubuh Membakar Kalori Anda mungkin pernah mendengar orang-orang yang menyalahkan berat badannya karena metabolisme m...
Mengenai Saya
Blog saya
Bookmarks
Archive
-
▼
2014
(15)
-
▼
Juli
(10)
- Injeksi Antigen (E. coli) Pada Mencit
- Proses Penyembuhan Luka
- Vitamin B1 (Tiamin)
- DIARE
- Metabolisme - Cara Tubuh Membakar Kalori Anda ...
- Menghitung Jumlah Eritrosit
- Pemeriksaan Hemoglobin Cara Sahli
- Saat Nyeri Tenggorokan, Jangan Minum Antibiotik
- 5 Penyebab Kulit Gampang Memar
- Minuman Panas Lebih Cocok di Udara Panas
-
▼
Juli
(10)
0 komentar:
Posting Komentar